Jumat, 30 Januari 2009

Mari kita tatap wajah orang-orang tercinta kita....

Ayah kita
Ibu kita
Suami atau istri kita
Kakak dan adik kita
Anak-anak kita
Saudara-saudara kita
Sahabat dan teman-teman kita
Semua orang-orang yang kita cintai dan dekat dengan diri kita
Rasakan cinta mereka…
Rasakan cinta yang senantiasa mengalir dan tersirat dari perbuatan mereka
Dan coba tatap lembut wajah satu-persatu saat tidur lelap mereka
Betapa mereka begitu berharga dalam hidup kita…
Rasakan getar cinta yang deras mengalir dalam diri kita
Akan bukti cinta mereka selama ini
Hari-hari yang telah mereka lalui bersama kita
Bahkan mereka menyembunyikan kelelahan dan keluh-kesah dari diri kita
Dan tetap tersenyum pada diri kita
Kebahagiaan mereka adalah apa yang bisa mereka beri bukan balasan yang akan mereka terima
Bahkan balasan itu takkan pernah setimpal dengan pemberian mereka

Mari ingat hari-hari mereka
Yang rela menukar nyawa demi melahirkan kita
Rela berkuah keriangat demi sesuap nasi masuk mulut kita
Mari ingat…
Betapa berjuta-juta dan takkan terhitung lagi kebaikan yang mereka diberikan pada diri kita
Bisakah kita menghitung dan mengingatnya?...

Apalagi setelah kita jauh dari mereka
Mari ingat kembali
Pengorbanan dan kesusahan mereka merawat dan membesarkan kita sampai saat ini
Rasakan kecintaan mereka
Yang terus mengirimkan bekal meski kita telah dewasa
Dan telah lepas kewajiban atas mereka
Relakah kita terus menyusahkan mereka?
Terus menetes air mata?

Mari rasakan mereka yang begitu merindukan kita
Kita juga begitu merindukanya
ingin bisa menatap keteduhan wajah mereka yang mulai keriput
Namun kita tak bisa menemuinya segera saat ini
Bayangkan seandainya terjadi sesuatu dengan orang tercinta kita
Tanpa kita ada disana
Tiada hadir disisinya
Tak punya andil dalam kesusahanya
Sedang mereka begitu mengharap-harap kedatangan kita
Anak yang mau menemani mereka
Pada sisa kehidupan mereka, pada detik pertemuan kita 
Kita tidak tahu, siapa yang lebih dulu dipanggil Allah
Apakah orang tua kita atau kita lebih dulu
Sedang kepastian pastilah menjemput
Kita begitu sibuk, memikirkan teman dekat dan rekan bisnis kita 
Dan seringkali melupakan mereka yang sepanjang hidup berjasa
Mereka yang saat ini kesusahan, kangen dengan anaknya
Dan mengharap kebahagiaan kita
Pengorbanan mereka seringkali tertutup kesalah-pahaman kecil kita
Yang entah kenapa kadang tampak besar
Kita seringkali melampiaskan kemarahan…
Bahkan kebanyakan pada orang yang paling kita cintai
Orang yang paling berharga dan dekat dalam hidup kita
Dan akhirnya hanyalah penyesalan…

Mari kita timbang-timbang
"Apakah kata yang kita ucapkan akan menyakiti orang-orang terdekat kita orang-orang yang kita cintai?"
Sekiranya akan menyakitinya sebaiknya kita batalkan, sebab akan semakin besar risiko kehilangan orang yang kita cintai
Jangan sampai kita begitu menyesal kemudian
Setelah ketidak-adaan (sepeninggal) beliau
Orang yang begitu kita cinta… :((

Mari cium tangan mereka, selagi kita bisa menyalaminya
Telphone mereka, selagi masih bisa mendengar suaranya
Pulang pada mereka segera selagi kita masih bisa menjumpainya
Tersenyum pada mereka saat ini, selagi matanya yang sarat kasih masih bisa menatap wajah kita
Ungkapkanlah kita begitu mencintai mereka, selagi mereka ada
Mari pulang sekarang sebelum kesempatan itu tiada

Resapilah kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka
Orang-orang yang begitu kita cinta
Rasakan betapa bahagia dan haru, diri kita membuncah mengingatnya
Bayangkan apa yang akan terjadi jika esoknya orang terkasih itu tiada selama-lamanya
Puaskan kita menangis dipangkuan mereka…
Dari Seorang lelaki yang menangis waktu menuliskanya, berharap yang terbaik untuk orang yang begitu dicintainya setelah Allah dan rasulnya…
Semoga saudara dan saudariku bisa merasakan dan mengambil manfaat
Mari menangis mendo’akan mereka

“Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani saghiiroo...”  
“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil... ”

Wallahua’lam

Muhamad Ulinnuha
Dalam kerinduan yang memuncak dihujan yang deras…

Tidak ada komentar: